Pages

Selasa, 07 Februari 2012

Babywalker bukan pilihan tepat

Sebagai orang tua, tentunya sangat bahagia melihat bayi Anda tumbuh dengan sehat. Apalagi ketika si bayi mulai memasuki fase belajar berjalan. Lelah dalam menjaga ? Tentu saja ! Karena butuh penjagaan ekstra saat tahap ini mulai memasuki kehidupan si bayi. Pastinya ada diantara para orang tua yang merasa fase ini agak menggangu kegiatan, dan akhirnya memutuskan untuk memakai baby walker, kepraktisannya seringkali menjadi pilihan untuk membantu bayinya belajar berjalan, ibu bisa sambil melakukan pekerjaan rumah dan si bayi dapat sekaligus belajar berjalan. Namun, benarkah baby walker efektif untuk bayi yang belajar berjalan ?

Kecelakaan Bayi Karena Babywalker

Menurut penelitian di Amerika Serikat, terdapat sekitar 14.000 kasus bayi masuk rumah sakit yang diakibatkan oleh kecelakaan saat menggunakan baby walker. Penyebabnya bermacam, seperti : si bayi yang suka bereksplorasi ke setiap sudut ruangan rumah termasuk tempat - tempat yang berbahaya, komposisi roda yang tidak stabil dan cenderung tidak mendukung keamanan, komposisi rangka yang kurang kokoh.

Selain itu, tentunya bayi pun belum bisa mengenal situasi lingkungan, belum bisa membedakan mana permukaan curam atau landai, tangga atau lantai. Apalagi jika rumah Anda memiliki desain ruangan yang tidak aman untuk bayi, bukan tidak mungkin saat bayi duduk dalam baby walker dapat menyebabkan kecelakaan. Ketika duduk dalam baby walker, bayi dapat meraih benda - benda yang membahayakan dirinya seperti benda panas atau benda tajam, seperti : secangkir kopi panas di atas meja makan, meraih gunting, pisau atau garpu. Kecelakaan umum yang sering terjadi adalah kaki bayi bisa terjepit atau terkilir saat melewati permukaan bercelah atau jari tangan terjepit celah pintu.


Apakah Lebih Besar Manfaat Menggunakan Babywalker Daripada Kerugiannya?

Beberapa ahli berpendapat, pengunaan baby walker dari sisi medis pun sebenarnya tidak cukup bermanfaat malah cenderung merugikan karena aktivitas motorik yang terjadi saat anak menggunakan baby walker hanya melibatkan sebagian serabut motorik otot saja yaitu otot - otot betis. Padahal untuk bisa berjalan dengan lancar dan benar fungsi otot paha dan otot pinggul juga perlu dilatih. Kemampuan berjalan merupakan gerakan yang dihasilkan koordinasi otot - otot besar, bila proses pelatihan tidak benar, bayi jadi lambat berjalan. Sebaliknya, semakin intensif dan tepat simulasi fisiknya serta dibarengi asupan gizi seimbang, mungkin saja di usia 9 - 10 bulan, bayi sudah bisa berjalan.

Pengunaan baby walker bahkan dicurigai bisa mengakibatkan kelainan pada kaki bayi. Ini disebabkan karena bayi duduk sambil mengangkang dalam baby walker, yang bisa menyebabkan kelainan tulang paha. Berdasarkan kenyataan ini, banyak ahli menduga penggunaan baby walker dapat menyebabkan anak berjalan seperti bebek alias mengangkang. Terbiasa berjalan dengan baby walker pun dapat menimbulkan kelemahan otot - otot tungkai.




Alternatif Lain Cara Melatih Bayi Berjalan

Dibanding baby walker, lebih disarankan agar bayi diajak berenang. Dengan begitu, semua otot tubuh bergerak mulai dari otot kaki, lengan dan leher. Kalau pun tidak, latih bayi Anda dengan cara mentitah karena 100% dapat melatih otot serabut motoriknya. Sebaiknya latihan berjalan pun dilakukan dengan telanjang kaki karena membantu melatih jari-jari kaki lebih terkoordinasi. Hindari lantai licin yang dapat membuat bayi Anda terpeleset, yang akhirnya membuat anak trauma dan takut berjalan.

Jadi sebenarnya lebih menguntungkan kalau Anda memakai cara alami dalam mengajarkan anak berjalan daripada memakai alat penunjang. Meskipun anak Anda harus sering terjatuh, anggaplah hal ini sebagai pelajaran dari pengalamannya sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar