Pengertian ADHD (Attention Defisit Hyperactivity Disorder)
Santrock (2002) mengatakan bahwa ADHD sebagai suatu kelainan berupa rentang perhatian yang pendek, perhatian mudah beralih, dan tingkat kegiatan fisik yang tinggi. Dengan kata lain anak-anak penyandang kelainan ini tidak menaruh perhatian dan memiliki kesulitan memusatkan perhatian pada apa yang dilakukannya. Menurut Eric Taylor (1992) menyatakan ADHD sebagai pola perilaku seseorang yang menunjukkan sikap tidak mau diam, tidak menaruh perhatian, dan impulsif.
Dapat disimpulkan bahwa ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) adalah gangguan perkembangan dalam peningkatan aktifitas motorik anak-anak hingga menyebabkan aktifitas anak-anak yang tidak lazim dan cenderung berlebihan. Hal ini ditandai dengan berbagai keluhan perasaan gelisah, tidak bisa diam, tidak bisa duduk dengan tenang, dan selalu meninggalkan keadaan yang tetap seperti sedang duduk atau sedang berdiri. Beberapa kriteria yang lain sering digunakan adalah emosi yang meletup-letup, aktifitas berlebihan, dan suka membuat keributan.
Faktor Penyebab ADHD
Ada beberapa kemungkinan faktor penyebab ADHD baik secara mandiri ataupun dalam kombinasi. Penyebab tersebut antara lain:
- Faktor Neurologi
Kerusakan terjadi pada bagian otak yaitu sejumlah struktural neural yang membatasi cerebral cortex yang berfungsi dalam mengendalikan emosi, motivasi dan beberapa fungsi lainnya. Akibatnya anak akan melakukan kegiatan-kegiatan yang tanpa tujuan.
- Faktor Genetik
Anak laki-laki empat kali lebih hiperaktif daripada perempuan karena perbedaan-perbedaan pada otak anak yang ditentukan oleh plasma pembawa sifat pada kromosom Y. Salah satu faktor genetik yang dipandang sebagai penyumbang timbulnya hiperaktif dapat terlihat pada keluarga yang kecanduan alkohol, psicopath, histeris atau orang tua yang mengalami gangguan psikiatri lainnya.
- Faktor Lingkungan
a. Stimulus lingkungan yang kurang memadai.
b. Tanggapan dari orang dewasa terhadap tindakan anak yang tidak tepat.
c. Jumlah anggota keluarga yang terlalu besar.
d. Lingkungan keluarga yang mengalami social disability.
e. Pola asuh keluarga yang kurang tepat.
- Trauma Prenatal (hamil), natal (melahirkan), dan pascanatal (setelah kelahiran).
- Gangguan otak di bagian depan.
Gejala-Gejala dan Karakteristik ADHD
Berdasarkan Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (Westowood, 1995), gejala-gejala dan karakteristik ADHD adalah sebagai berikut:
1. Intensivitas
Yakni tidak ada perhatian atau tidak menyimak. Penderita mengalami kesulitan dalam memusatkan perhatian terhadap sesuatu yang sedang dihadapinya. Ciri-cirinya adalah:
a. Gagal menyimak hal yang rinci.
b. Kesulitan bertahan dalam satu aktivitas.
c. Tidak mendengarkan sewaktu diajak berbicara.
d. Sering tidak mengikuti instruksi.
e. Pelupa dan sering beralih perhatian oleh stimulus dari luar.
2. Impulsivitas
Yaitu kemampuan untuk mengontrol perilaku yang lebih mengutamakan untuk menuruti dorongan hati. Impulsif tersebut berupa impulsif motorik dan impulsif verbal atau kognitif, dengan ciri-ciri berikut:
a. Memberi jawaban sebelum pertanyaan selesai.
b. Tidak sabaran dan sembrono.
c. Mudah frustasi dan putus asa serta permintaannya harus segera dipenuhi.
3. Hiperaktivitas
Tidak bisa diam, yaitu perilaku yang mempunyai kecenderungan melakukan suatu aktivitas berlebihan baik motorik maupun verbal, dengan ciri sebagai berikut:
a. Sering menggerakkan kaki atau tangan dan sering menggeliat.
b. Sering berlari dan memanjat.
c. Mengalami kesulitan melakukan kegiatan dengan tenang.
d. Sering berbicara berlebihan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar