Apakah faktor-faktor yang menjadikan orangtua sukses mendidik anak-anaknya?
Ada beberapa hal penting yang terdapat pada diri
para orangtua yang sukses dalam hal mendidika anak-anaknya.
- Mereka mempunyai konsep diri yang sehat sehingga
mampu membina dan membangun dan membina konsep diri yang sehat pula pada diri
anak-anak mereka. Merka sangat memahami bahwa konsep diri yang sehat adalah
unsur utama untuk mengembangkan keyakinan diri, daya tahan fisik, daya juang
tinggi dan semangat belajar tanpa henti serta kemampuan mengendalikan dan
mengekspresikan diri. Konsep diri yang sehat adalah pondasi terpenting yang
harus dibangun untuk menghasilkan manusia sukses yang tangguh.
- Mereka dan
ank-anak mereka adalah pelaku tata tertib yang tidak kaku dan dapat
bekerjasama. Mereka menghindari menggunakan kekuasaan sebagai orangtua untuk
menegakkan tata tertib, mereka menghindari pengendalian berlebih, mereka
menekankan kerjasama dengan si anak
- Mereka mempunyai
pandangan bahwa disiplin adalah suatu proses pengajaran, bukan sekedar hukuman.
Mereka tahu bagaimana jika harus menghukum anak
- Mereka mnegajar
anak-anak mereka untuk berpikir sendiri dan memberikan ruang gerak bagi
anak-anaknya untuk berbuat salah demi kemajuan pemahaman dan pengertian. Mereka
memandang kesalahan yang diperbuat anak-anak
sewaktu melakukan sesuatu adalah bagian dari proses belajar. Mereka
tidak terlalu khawatir jika anak-anaknya bermain dan terjatuh sehingga kaki
atau tangannya luka ringan. Mereka tidak menakut-nakuti anaknya untuk berbuat
sesuatu yang tidak mereka inginkan. Mereka tahu bagaimana cara kerja pikiran
- Orang tua yang
sukses menekankan kerjasama bukan semata-mata kontrol atas anaknya. Dengan
bersikap seperti ini, secara tidak langsung kita juga mengajar anak-anak untuk
belajar bekerja sama dna mengambil keputusan bersama. Kita bisa membantu
bagaimana anak kita memutuskan sesuatu. Dasar pikiran apa yang ia gunakan,
apakah latar belakang pengambilan keputusannya sudah benar dan lain sebagainya.
Jika ada hal yang dirasa masih kurang tepat kita bisa segera memberitahu anak
dimana kita secara tidak langsung juga memonitor perkembangan pemikiran si anak
dan kita menjadikan diri kita sebagai panutan anak kita. Ada banyak yang salah
memilih tokoh panutan. Ada yang menjadikan ketua “gank” sebagai panutannya, ada
yang menjadikan seorang “artis” atau “penyanyi rock” atau “pejabat tingi”
sebagai tokoh panutannya. Mengapa bukan kita sebagai orangtuanya yang menjadi
tokoh panutannya. Kita bisa memaksa anak kita memilih kita sebagai tok
panutannya. Inilah tantangan terberat yang dihadapi para orangtua. Jika anak
tidak menjadikan orangtua sebagai tokoh panutannya, berharaplah dan doronglah
agar tokoh panutan yang dipilihnya positif.
- Orangtua yang
sukses tetap tenang bila mereka marah. Mereka menunjukkan bahawa mereka mampu
mengendalikan diri. Mereka tidak serta merta menjatuhkan hukuman. Mereka
memastikan bahwa hukuman yang diberikan mempunyai efek positif lebih besar dan
mendidik. Mereka tidak sekedar menghukum untuk melampiaskan kesalahannya atau
membalas dendam. Dengan bersikap seperti ini mereka mempunyai otoritas unutk
mengajarkan pengendalian diri pada anak mereka. Saat anak-anak tersebut dewasa,
mereka akan mempunyai pengendalian diri yang baik dan berguna untuk menghadapi
segala macam tantangan dan perubahan zaman.
- Orangtua yang
sukses bersikap konsisten. Mereka melakukan apa yang mereka katakan dan
mengatakan apa yang mereka lakukan. Mereka tidak mengajarkan anaknya
berdasarkan “kata buku A, maka....” atau “kata teman papa/mama anak harus....”.
jika mereka mereka mnegatakan bahwa ankanya harus rajin belajar dan tidak
menonton TV, mereka juga harus melakukan hal tersebut. Mereka harus
menundaklanjuti ucapannya. Hal itu membuktikan bahwa mereka tidak suma
menakut-nakuti anak mereka. Mereka serius dengan perkataannya
- Orangtua yang
sukses belajar dan terus mengembangkan diri. Mereka belajr dari reaksi anak
mereka dan dari berbagai sumber. Mereka menyiapkan dan menyusun rencana yang
matang tetapi fleksibel. Mereka mempunyai strategi proaktif untuk mngelola
amarah, pembantahan, perebutan kekuasaan, dan pembangkangan. Mereka tahu
bagaimana menghargai anak mereka bahkan ketika sedang nakal. Mereka terbuka
terhadap perubahan positif. Mereka menikmati tugasnya sebagai orangtua.
Sumber:
Setyono,
ariesandi. 2006. Hypnoparenting (Menjadi Orangtua Efektif dengan Hipnosis).
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar