Pages

Sabtu, 26 Mei 2012

Orangtua yang Sukses Mendidik Anak



Apakah faktor-faktor yang menjadikan orangtua sukses mendidik anak-anaknya? 
Ada beberapa hal penting yang terdapat pada diri para orangtua yang sukses dalam hal mendidika anak-anaknya.
  • Mereka mempunyai konsep diri yang sehat sehingga mampu membina dan membangun dan membina konsep diri yang sehat pula pada diri anak-anak mereka. Merka sangat memahami bahwa konsep diri yang sehat adalah unsur utama untuk mengembangkan keyakinan diri, daya tahan fisik, daya juang tinggi dan semangat belajar tanpa henti serta kemampuan mengendalikan dan mengekspresikan diri. Konsep diri yang sehat adalah pondasi terpenting yang harus dibangun untuk menghasilkan manusia sukses yang tangguh.  
  • Mereka dan ank-anak mereka adalah pelaku tata tertib yang tidak kaku dan dapat bekerjasama. Mereka menghindari menggunakan kekuasaan sebagai orangtua untuk menegakkan tata tertib, mereka menghindari pengendalian berlebih, mereka menekankan kerjasama dengan si anak
  • Mereka mempunyai pandangan bahwa disiplin adalah suatu proses pengajaran, bukan sekedar hukuman. Mereka tahu bagaimana jika harus menghukum anak  
  • Mereka mnegajar anak-anak mereka untuk berpikir sendiri dan memberikan ruang gerak bagi anak-anaknya untuk berbuat salah demi kemajuan pemahaman dan pengertian. Mereka memandang kesalahan yang diperbuat anak-anak  sewaktu melakukan sesuatu adalah bagian dari proses belajar. Mereka tidak terlalu khawatir jika anak-anaknya bermain dan terjatuh sehingga kaki atau tangannya luka ringan. Mereka tidak menakut-nakuti anaknya untuk berbuat sesuatu yang tidak mereka inginkan. Mereka tahu bagaimana cara kerja pikiran
  • Orang tua yang sukses menekankan kerjasama bukan semata-mata kontrol atas anaknya. Dengan bersikap seperti ini, secara tidak langsung kita juga mengajar anak-anak untuk belajar bekerja sama dna mengambil keputusan bersama. Kita bisa membantu bagaimana anak kita memutuskan sesuatu. Dasar pikiran apa yang ia gunakan, apakah latar belakang pengambilan keputusannya sudah benar dan lain sebagainya. Jika ada hal yang dirasa masih kurang tepat kita bisa segera memberitahu anak dimana kita secara tidak langsung juga memonitor perkembangan pemikiran si anak dan kita menjadikan diri kita sebagai panutan anak kita. Ada banyak yang salah memilih tokoh panutan. Ada yang menjadikan ketua “gank” sebagai panutannya, ada yang menjadikan seorang “artis” atau “penyanyi rock” atau “pejabat tingi” sebagai tokoh panutannya. Mengapa bukan kita sebagai orangtuanya yang menjadi tokoh panutannya. Kita bisa memaksa anak kita memilih kita sebagai tok panutannya. Inilah tantangan terberat yang dihadapi para orangtua. Jika anak tidak menjadikan orangtua sebagai tokoh panutannya, berharaplah dan doronglah agar tokoh panutan yang dipilihnya positif.
  • Orangtua yang sukses tetap tenang bila mereka marah. Mereka menunjukkan bahawa mereka mampu mengendalikan diri. Mereka tidak serta merta menjatuhkan hukuman. Mereka memastikan bahwa hukuman yang diberikan mempunyai efek positif lebih besar dan mendidik. Mereka tidak sekedar menghukum untuk melampiaskan kesalahannya atau membalas dendam. Dengan bersikap seperti ini mereka mempunyai otoritas unutk mengajarkan pengendalian diri pada anak mereka. Saat anak-anak tersebut dewasa, mereka akan mempunyai pengendalian diri yang baik dan berguna untuk menghadapi segala macam tantangan dan perubahan zaman.  
  • Orangtua yang sukses bersikap konsisten. Mereka melakukan apa yang mereka katakan dan mengatakan apa yang mereka lakukan. Mereka tidak mengajarkan anaknya berdasarkan “kata buku A, maka....” atau “kata teman papa/mama anak harus....”. jika mereka mereka mnegatakan bahwa ankanya harus rajin belajar dan tidak menonton TV, mereka juga harus melakukan hal tersebut. Mereka harus menundaklanjuti ucapannya. Hal itu membuktikan bahwa mereka tidak suma menakut-nakuti anak mereka. Mereka serius dengan perkataannya   
  • Orangtua yang sukses belajar dan terus mengembangkan diri. Mereka belajr dari reaksi anak mereka dan dari berbagai sumber. Mereka menyiapkan dan menyusun rencana yang matang tetapi fleksibel. Mereka mempunyai strategi proaktif untuk mngelola amarah, pembantahan, perebutan kekuasaan, dan pembangkangan. Mereka tahu bagaimana menghargai anak mereka bahkan ketika sedang nakal. Mereka terbuka terhadap perubahan positif. Mereka menikmati tugasnya sebagai orangtua.

Sumber:
Setyono, ariesandi. 2006. Hypnoparenting (Menjadi Orangtua Efektif dengan Hipnosis). Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar