Pages

Minggu, 13 November 2011

WE ARE FAMILY (Pengasuhan Anak Dalam Keluarga)


Sinopsis Film 

Maya (Kajol) adalah ibu yang sempurna. Hidupnya berkisar sekitar tiga anaknya, Aleya (Aanchal Munjal), Ankush (Nominath Ginsburg), dan Anjali (Diya Sonecha). Meskipun bercerai dari Aman (Arjun Rampal), Maya berusaha membuat semuanya berjalan lancar di rumahnya dan bahwa mereka terus tetap menjadi unit keluarga bahagia. Namun, ketika Aman memperkenalkan pacarnya, Shreya (Kareena Kapoor) seorang wanita karir menyebabkan situasi menjadi tidak seperti yang diharapkan.

Ketika Shreya datang dengan Aman di pesta ulang tahun Anjali, dia sengaja memberikan kue kepada Anjali, namun kue tersebut jatuh karena tidak sengaja Shreya tersandung. Hal ini menyebabkan anak-anak untuk melihat Shreya sebagai orang yang jahat. Keesokan harinya, Aman mengatakan Shreya untuk mengasuh tiga anak-anak di rumahnya karena Aman keluar kota dan Maya sedang tidak dapat dihubungi. Pada sebuah kesempatan pameran Shreya mengalami kesulitan menyelesaikan gaun yang akan ditampilkan, Anjali membantu mengatasinya dengan sepotong pakaian boneka-nya. Shreya mengapresiasi bantuan. Anjali dengan memberikan beberapa reward.  Ketika Shreya pergi untuk mendapatkan es krim untuk anak-anak, Aleya mengatakan bahwa dia adalah menggunakan mereka sehingga dia dapat mengambil ayah mereka. Setelah itu Anjali pergi hilang. Di kantor polisi, Anjali ditemukan. Dan Aman berjanji tidak akan jauh dengan anak-anak.


Beberapa hari kemudian, Maya menemukan bahwa ia memiliki kanker rahim dan memberitahu Aman. Hal ini mendorong Aman untuk bergerak kembali dengan keluarga. Namun, ketika Maya memberitahu anak bahwa ia memiliki kanker, Aleya membalas dengan pergi ke salah satu pesta temannya. Setelah beberapa hari, Maya mengatakan pada Shreya tentang penyakitnya dan ia memintanya untuk membantu mengasuh anak-anak dirumah. Shreya setuju untuk bergerak dan meninggalkan karirnya sebagai perancang busana. Pada hari-hari berikutnya, anak-anak menyukai dan mulai dekat dengan Shreya. Hal itu menyebabkan Maya menjadi takut, dia merasa bahwa dia akan kehilangan kasih sayang dan kedekatan dengan anak-anak. Pertengkaran antara  Maya dan Shreya terjadi, dikarenakan bahwa Maya mengetahui Shreya seorang yatim piatu sejak ia berusia enam bulan. Maya mengganggap bahwa Shreya tidak mampu untuk mengurus anak-anaknya. Pertengkaran itu diketahui oleh Aman, dan dia memberitahu Maya bahwa mereka tidak harus bersaing satu sama lain untuk mendapatkan cinta dan hormat dari anak-anak. Pada saat yang sama pingsan Maya dan berakhir di rumah sakit dan dokter mengatakan bahwa dia hanya memiliki beberapa hari tersisa untuk hidup. Sekarang Shreya harus mengurus anak-anak sementara Aman adalah dengan Maya di rumah sakit. Ketika Shreya dan anak-anak datang untuk mengunjungi Maya di rumah sakit, Shreya dan Maya melakukan percakapan pribadi. Shreya akhirnya mengakui bahwa anak-anak masih membutuhkan dirinya. Ketika Maya memberikan perwalian untuk Shreya untuk mengurus anak-anak setelah ia meninggal, dia menceritakan Maya sekitar satu kesalahan yang hampir membunuh Anjali ketika ia berusia tiga tahun, ketika ia memberikan kue kacang mentega Anjali yang menyebabkan reaksi alergi yang serius mengirim Anjali ke rumah sakit, dia menjelaskan kepada Shreya bahwa tidak ada ibu yang sempurna tapi dia harus terus mencoba. Maya mengatakan Aman dia ingin pulang ke rumah. Dihari terakhir hidupnya, Maya untuk melihat rumah sebelum ia meninggal. Dan anak-anak membuat sebuah acara khusus untuk memutar dokumentasi kenangan yang mereka miliki bersama. Ketika mereka mengambil foto keluarga, Maya meminta Shreya untuk bergabung dengan mereka sebagai isyarat bahwa dia sekarang bagian dari keluarga. Sepuluh tahun kemudian kita melihat Aleya menikah dan Shreya memberinya sebuah gelang yang milik Maya yang ditipkan padanya.


Analisis Pengasuhan  

Dilihat dari segi pengasuhan, film ini memberikan contoh tentang pengasuhan anak dalam lingkungan keluarga yang “broken home”, atau keluarga yang bercerai. Keluarga yang bercerai kebanyakan menyebabkan anak-anak mengalami gangguan psikis. Anak-anak bingung memilih orangtua mana yang harus mereka ikuti sementara orangtua juga menginginkan hak asuh anak-anak. Dalam film ini, anak-anak merasa takut kehilangan ayah mereka karena sudah memiliki kekasih, sedangkan ibu dari anak-anakpun merasa cemburu akan kedekatan anak-anak sehingga menyebabkan ketidakpercayaan dalam mengurus anak-anak.

Posisi orangtua sangat tak dapat digantikan oleh peran siapapun.Walaupun orangtua telah berpisah namun keduanya tetap berkomitmen tetap berkonteribusi mengasuh anak-anak, hingga keduanya menafikan permasalahan pribadi. Dalam keseharian anak-anak diasuh oleh Ibu dan ayah pun memberikan waktu khusus di setiap akhir pekan. Secara keseluruhan dalam pengasuhan keluarga ini tidak memiliki kendala apapun. Karena orangtua mampu mengakomodasi segala kebutuhan baik materi maupun immateri.

Pola asuh yang diterapkan memosisikan anak sebagai pribadi yang utuh, untuk tidak kehilangan sosok seorang ayah maupun ibu. Hanya saja permasalahan timbul ketika hadir orang baru dalam keluarga mereka dan anak tidak menginginkan semakin berpisah orangtuanya berpisah. Anak sempat memiliki rasa kecewa saat mengetahui dunia sang ayah kurang menunjukan perhatian kepada ibu. Sampai ia sedikit membangkang pada norma keluarga yang sudah terbentuk dan mencicipi kehidupan malam. Namun setelah itu pihak orangtua memahamkan tentang hakekat kebahagiaan, sehingga hadirnya orang baru hanya akan semakin menambah bahagia saja. Dan anak mampu melewati perkembangan dalam segala aspek sesuai dengan tahapan usianya 

 Dalam kasus ini, menurut Syamsu Yusuf( 2005:50-51),orangtua seperti ini dapat diidentifikasi dan terkategorikan  menggunakan pola asuh Authoritative yakni , sikap ”acceptance” dan kontrolnya tinggi, bersikap responsif terhadap kebutuhan anak, mendorong anak untuk menyatakan pendapat atau pertanyaan, memberikan penjelasan tentang dampak perbuatan yang baik dan buruk . Dengan dampak yang ditimbulkan oleh anak berupa sikap bersahabat, memiliki rasa percaya diri, mampu mengendalikan diri , bersikap sopan, mau bekerja sama, memiliki rasa ingin tahunya yang tinggi, mempunyai arah hidup yang jelas, merorientasi terhadap prestasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar